HK Islamic Boarding School
Senin, 30 Maret 2009 Pukul 11.15 WIB
Laskar Pelangi
Luar biasa. Itulah kesimpulan yang dapat diambil setelah melihat film ‘Laskar Pelangi’. Kalau diterawang sampai mendalam secara global, muatan penting yang dapat diambil dari film tersebut adalah kewajiban menuntut ilmu sebagai bekal utama untuk mengisi kehidupan dengan amal yang komperehensif. Berisi pula teguran agar tidak menggunakan ‘dalil kekurangan sarana’ untuk alasan tidak unggul dari orang lain. Justru dalam kondisi tertekan, pontensi seseorang bisa meledak ‘mengguncang dunia’. Kemudian orangpun mengahru biru menyaksikannya.
Selasa, 31 Maret 2009 Pukul 10.05 WIB
Menghadapi Kelemahan
Kondisi pikiran yang terguncang oleh ‘dinamika keadaan’ terkadang membuat aktifitas seseorang melemah. Akan tetapi dengan terapi ‘usaha penormalan pikiran’ tubuh bisa dikembalikan ke keadaan fit. Kemudian bisa kembali beraktifitas. ‘Penormalan’ dapat dilakukan dengan mengingat ide-ide besar dan mempertajam pemikiran.
Rabu, 01 April 2009 Pukul 11.07 WIB
Politik
Pembicaraan mengenai politik memang sangat menarik. Di dalamnya bisa terdapat sindiran, cemoohan, solusi bagi kehidupan masyarakat, pernyataan kekecewaan, pandangan-pandangan kemanusiaan dan lain-lain. Bahkan orang bisa lupa waktu hanya karena di dalamnya kadang-kadang terdapat guyonan yang membuat setiap orang ingin ‘berkontribusi’ dalam menanggapinya.
Rabu, 01 April 2009 Pukul 11.19 WIB
Demokrasi
Fenomena politik yang asasnya demokrasi sangat memprihatinkan. Masyarakat yang mayoritas masih awam tentang kepemimpinan dan kenegaraan digiring bagaikan kambing di padang rumput. Bagaimana tidak, setiap kampanye berlangsung mereka dicekoki berbagai senjata politik seperti uamg, propaganda, janji-janji dan lain-lain hanya agar mereka tergiring ke dalam ‘posko’ penggiringnya. Kemudian mereka ‘menyumbangkan’ suara mereka dengan kepribadian yang polos walaupun ada yang terlihat intelek, kaya, terhormat, dan sebagainya. Akan tetapi tetap saja mayoritas mereka adalah ‘kambing’.
Bohong kalau dikatakan presiden dan anggota legislatif dipilih oleh rakyat. Yang namanya memilih tentunya harus dilandasi oleh pengetahuan dan pemahaman karena memilih merupakan suatu tindakan. Bagaimana rakyat memilih berdasarkan pengetahuan dan pemahaman sementara mereka tidak mengenal jauh bahkan sebagian besar tidak mengenal sama sekali calon presiden dan calon anggota legislatif yang foto-fotonya terdapat di kertas-kertas suara. Tidak berlebihan jika dikatakan KPU ‘juga’ secara tidak langsung melakukan pembodohan masyarakat secara besar-besaran.
Mayoritas masyarakat Indonesia mirip sekali dengan pohon bambu yang tertiup angin. Maksudnya, ada yang mengikuti pejabat desanya. Ada yang mengikuti orang tuanya. Ada yang mengikuti tokoh masyarakat di sekitarnya. Ada yang mengikuti ‘iklim politik’ di sekitar tempat tinggalnya. Semuanya itu hanya karena mereka ‘percaya buta’ terhadap yang diikutinya.
Demokrasi sangat kejam sekali. Ia menyamakan lulusan SD dengan lulusan perguruan tinggi, kakek dengan cucunya, profesor dengan pencuri, penjudi dengan penjaga masjid, dan sebagainya. Sungguh tidak ada ‘penghormatan’ di dalamnya. KALAU TIDAK INGIN DILECEHKAN KENAPA ANDA MASIH MEMBIARKAN SISTEM DEMOKRASI BERLAKU ?
Ahad, 5 April 2009 Pukul 11.24 WIB
Tekad
Keinginan dan tekad adalah dua hal yang berbeda. Akan tetapi hawa nafsu seringkali memaksa seseorang untuk menyamakannya. Orang-orang ‘bodoh’ menyatakan bahwa banyak orang yang ingin berubah tetapi tidak ada yang membimbingnya sehingga mereka tidak mampu merealisasikan perubahan tersebut. Perlu diketahui, keinginan tidak cukup untuk dijadiakan modal perubahan. Yang paling menentukan perubahan adalah ‘tekad’. Inilah sesuatu yang sama sekali tidak boleh disamakan dengan ‘keinginan’. Semua orang yang ingin berubah dan ada yang membimbingnya tetapi orang-orang tersebut hanya sebatas ‘ingin’ tidak memiliki ‘tekad’ maka sia-sialah usaha perubahan yang mereka lakukan. Mereka akan bosan , tidak tahan dengan ‘tempaan wajib’ dalam proses perubahan. Kemudian kandas di tengah jalan.
Keinginan kadang-kadang menjadi bahan kemunafikan dan tameng bagi para pembual. Jika tidak ada perubahan pada diri mereka, maka mereka menyalahkan orang-orang yang dianggap tidak mau membimbingnya ke arah yang lebih baik. Tepat sekali jika dikatakan bahwa orang yang ‘tidak berkualitas’, rendah pemikirannya cenderung menyalahkan orang yang dianggap tidak atau kurang membimbingnya jika ia tidak berubah menjadi lebih baik. Seorang penyair arab berkata, “Engkau menginginkan kesuksesan tetapi tidak menempuh caranya. Sesungguhnya kapal itu tidak akan berjalan di atas tanah yang kering”
0 komentar: