Banyak aktivis yang jenuh karena agendanya yang selalu padat. Tidak ada waktu untuk dia bersantai. Bahkan waktu yang ia punya masih belum cukup untuk menuntaskan pekerjaan-pekerjaannya secara maksimal.
Ia merindukan waktu luang. Wajar. Ia berharap ada waktunya untuk berhenti sejenak. Mengentaskan beban, memanjakan raga untuk kemudian melihat kembali peta perjalanan. Kerinduan ini harus diobati. Pemberhentian seperti ini harus diagendakan.
Kejenuhan yang perlu diwaspadai adalah kejenuhan yang menjadikan seorang aktivis tertarik untuk menjadi orang biasa. Inilah godaan terberat. Apalagi jika tidak ada riuh tepuk tangan untuk menghargai perjuangannya. Tidak ada sorak sorai untuk memuji pengorbanannya. Ia merasa mengalami ketidakadilan dalam kehidupan. Sebenarnya apa yang ia cari?
Inilah sebabnya kita harus memaknai perjuangan dan pengorbanan dengan keikhlasan. Ibarat mata air, keikhlasan selalu mengalirkan air kesegaran dan semangat. Tidak ada pamrih duniawi di sana. Ketika ambisi materi dan eksistensi sirna disitulah muncul totalitas perjuangan.
0 komentar: