Visi PPSDMS Nurul Fikri : “melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang memiliki pemahaman Islam yang komprehensif, integritas dan kredibili...

Kepemimpinan dalam Perspektif Visi PPSDMS-NF (NLC Part II)


Visi PPSDMS Nurul Fikri : “melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang memiliki pemahaman Islam yang komprehensif, integritas dan kredibilitas yang tinggi, berkepribadian matang, moderat, serta peduli terhadap kehidupan bangsa dan negara”.

Indonesia merupakan negara dengan komunitas muslim terbesar di dunia. Hasil sensus penduduk yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik tahun 2010, di Indonesia terdapat ±207 juta penduduk beragama Islam (sekitar 86 %) dari 237 juta total penduduk. Jumlah ini mengalahkan jumlah komunitas muslim yang berada di negara-negara Timur Tengah.

Jumlah yang besar, seperti yang telah disinggung di atas ternyata tidak sebanding dengan kualitas SDM yang ada. Padahal pertarungan modern pada hakikatnya adalah pertarungan SDM. Sehingga tidak heran banyak sekali krisis yang terjadi di negeri kita tercinta ini. Krisis sosial, politik, dan ekonomi sedikit banyak sudah menjadi stigma yang melekat pada umat muslim di Indonesia. Persatuan pun mudah diombang-ambing; antar umat muslim mudah dipermainkan dan diadu domba oleh pihak-pihak yang memusuhi mereka.

Beberapa tuduhan atas umat muslim di Indonesia memang hanyalah rekayasa wacana. Misalnya saja terkait toleransi beragama, umat muslim di Indonesia bisa dikatakan sangat toleran. Walaupun media seringkali menyiarkan konflik agama –yang biasanya hanyalah klaim terhadap beberapa kasus yang pada hakiktanya konflik sosial yang tidak dapat ditangani pemerintah- akan tetapi ternyata ada fakta menarik bahwa kesempatan melakukan ritual keagamaan, membangun tempat ibadah, dan menduduki jabatan tertentu dalam pemerintahan sangat terbuka luas. Semua agama berhak merayakan hari raya dan diberi waktu khusus berupa hari libur tanpa kecuali, bahkan agama Konghucu yang tidak termasuk lima agama besar di Indonesia diberi keleluasaan untuk merayakan hari rayanya. Persentase penambahan jumlah gereja ternyata lebih besar daripada persentase penambahan jumlah masjid di Indonesia tiap tahunnya. Selain itu banyak orang-orang non muslim menjadi pejabat eksekutif, legislatif, dan yudikatif, bahkan ketika Soeharto menjadi presiden banyak sekali pimpinan militer yang non muslim. Hal ini sangat bertolak belakang dengan negara-negara Barat yang katanya menjunjung tinggi kebebasan, di mana umat muslim sangat susah untuk mendapat legalitas perayaan hari raya secara nasional, membangun masjid, apalagi menjadi pejabat publik.

Kegelisahan atas realita itu melatarbelakangi Drs. Musholli membuat program yang fokus pada pembinaan SDM strategis yang diberi nama  Program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS). Program ini dijalankan di bawah asuhan Yayasan Nurul Fikri dengan Drs. Musholli sendiri sebagai direkturnya. Tidak sekedar wacana, sudah 10 tahun (2002-2012) PPSDMS berjuang mencetak orang-orang yang siap mengembalikan kejayaan umat muslim. Mereka diharapkan menjadi The Future Leaders yang memiliki karakter open mind, moderat, objektif, dan rendah hati.

Ada tiga sektor strategis yang akan menjadi arah pergerakan kepemimpinan PPSDMS, yaitu :

  1. Public Sector/political society, di mana SDM di sektor ini akan terkonsentrasi di lembaga-lembaga negara (eksekutif, legislatif, yudikatif, militer, dsb.)

  2. Private Sector/economical society, di mana SDM akan terkonsentrasi pada agenda-agenda bisnis, keuangan, dan aktivitas ekonomi (produksi-konsumsi/jual-beli).

  3. Third Sector/civil society di mana pengabdian dan keberadaan lembaga non-pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) menjadi ciri utama.


Dalam ‘Idealisme Kami’ tidak ada harapan lain dari PPSDMS kecuali terbentunya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat serta kebaikan dari Allah pencipta alam semesta. Ini mengisyaratkan peserta PPSDMS tidak hanya disiapkan untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia!

0 komentar: