Memang aksi dipersiapkan dan dilakukan cukup mendadak, keputusan baru diambil kamis malam pukul 22.00 WIB. Keputusan aksi disini diambil bukan karena sikap reaktif mahasiswa ataupun tradisi yang dilontarkan oleh beberapa pihak, keputusan ini diambil berdasarkan kondisi, strategi dan apa yang menurut hati nurani kami adalah benar.
Waktu maghrib, semalam sebelum kegiatan dialog tokoh, mahasiswa ada yang melapor bahwa di wall facebook salah satu partai, terdapat postingan ajakan kepada kader-kader yang ada di Bogor untuk hadir dalam acara dialog tokoh yang diselenggarakan oleh Kajian Strategi Kebijakan Pertanian (KSKP) IPB, yaitu pada hari Jumat 28 Februari 2014 pukul 13.00-17.00 WIB di auditorium Andi Hakim Nasution. Sebelum adanya postingan ini, sikap dari mahasiswa tidak akan menggelar aksi tanpa ada alasan yang rasional karena pihak BEM KM sendiri pun sudah mengikuti rapat koordinasi dan mensosialisasikan agenda tersebut kepada mahasiswa.
[caption id="attachment_695" align="aligncenter" width="520"]
Keesokan harinya pukul 06.00 WIB, mahasiswa melakukan konsolidasi di depan Gymnasium IPB terkait pengawalan kegiatan Dialog Tokoh agar tidak dijadikan sebagai sarana untuk penetrasi dan intervensi partai kedalam kampus. Pagi itu salah seorang mahasiswa melaporkan bahwa di sepanjang jalan raya depan IPB terpasang bendera dengan jumlah yang banyak dalam waktu semalam. Bendera ini dipasang seolah sebagai bentuk sambutan. Setelah itu ada yang melapor lagi bahwa terdapat mobil partai yang berlalu-lalang di depan pintu masuk IPB.
[caption id="attachment_696" align="aligncenter" width="600"]
[caption id="attachment_697" align="aligncenter" width="600"]
[caption id="attachment_698" align="aligncenter" width="600"]
Dari sini, kami menyimpulkan ada upaya untuk memanfaatkan undangan KSKP IPB sebagai sarana untuk membawa euforia partai masuk kedalam kampus IPB tercinta. Apabila publik salah persepsi terkait kejadian ini, bisa muncul spekulasi bahwa IPB sebagai perguruan tinggi negeri tidak mampu menjaga independensinya karena mengundang tokoh beserta partainya untuk berkampanye didalam kampus. Kami sebagai mahasiswa IPB tidak bisa menerima tindakan yang mencederai undangan KSKP IPB. Jikalau memang dirasa perlu memasang bendera sebagai bentuk sambutan, mengapa tidak bendera HKTI-nya yang dipasang? Tetapi justru bendera lain, padahal beliau diundang sebagai ketua umum HKTI. Lagipula kami jelas melihat spanduk yang dibuat KSKP bahwa Pak Prabowo Subianto sebagai ketua umum HKTI.
Aksi disepakati karena apa yang tengah terjadi ini menurut kami harus diberi peringatan dan sikap yang tegas dari mahasiswa. Aksi ini sekaligus mengingatkan kepada KSKP IPB untuk lebih hati-hati ketika mengundang tokoh yang memiliki background partai kedalam kampus. Info dari KSKP IPB, kegiatan Dialog Tokoh akan terus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan riset IPB dan bisa berasal dari tokoh manapun. Sekitar pukul 08.00 WIB kami baru melakukan penyebarluasan info terkait kegiatan aksi kemahasiswa IPB dan juga mengundang teman-teman Kajian Strategis dari BEM se-IPB baik Fakultas, TPB dan juga Diploma untuk melakukan konsolidasi sebelum aksi agar informasi-informasi diatas bisa tersampaikan dengan utuh. Tempat aksi didepan gedung rektorat. Bukan hanya aksi, bentuk lain juga dilakukan yaitu dengan menyiapkan mahasiswa yang diikutkan berdiskusi didalam dialog tokoh dan konferensi pers.
Setidaknya dari bentuk-bentuk penyikapan yang dilakukan secara damai tanpa penolakan kedatangan Pak Prabowo Subianto sendiri, ada beberapa hal yang bisa kita capai sebagai berikut:
- Dalam kagiatan dialog tokoh, Presiden Mahasiswa IPB mendapat kesempatan untuk menggali gagasan Pak Prabowo Subianto terkait pertanian dan juga sekaligus meminta tanggapannya terkait bendera, mobil, dan undangan kader di hadapan civitas akademika IPB.
- Aksi mahasiswa di depan gedung rektorat menghasilkan opini publik bahwa mahasiswa mengecam keras upaya terselubung yang dilakukan pihak manapun yang memanfaatkan kegiatan kampus untuk penetrasi dan intervensi partai sekaligus menandakan bahwa IPB tetap independen. Mahasiswa tidak melarang tokoh manapun masuk kedalam kampus, asalkan tetap sesuai konteks undangannya.
- Kegiatan dialog tokoh tetap berjalan dengan lancar sehingga kebutuhan KSKP akan risetnya bisa tercapai. Gagasan Pak Prabowo Subianto terkait pertanian pun bisa tersalurkan ke civitas akademika IPB yang hadir diacara dialog tokoh.
Pada intinya, kami tidak menolak kedatangan Pak Prabowo Subianto, tetapi mengecam tindakan yang tidak sesuai konteks undangan KSKP IPB. Kedepan jika terjadi lagi hal yang serupa, siapapun tokohnya, bentuk-bentuk teguran, peringatan dari mahasiswa akan selalu ada, tentunya dengan cara damai tanpa kerusuhan.
Adapun terkait pemberitaan di beberapa media, banyak yang tidak sesuai dengan pernyataan yang disampaikan Presiden Mahasiswa IPB, Diki Saefurohman. Tidak pernah ada pernyataan bahwa ada atribut masuk ke dalam kampus, kecuali penyampaian bahwa ada bendera partai yang sengaja dipasang di depan kampus sehari sebelum Pak Prabowo akan datang ke IPB.
Itu yang dapat kami sampaikan sebagai bentuk klarifikasi dan bagian dari pertanggungjawaban atas keputusan BEM KM IPB. Sebelumnya mohon maaf jika ada kesalahan dan kami haturkan terimakasih.
0 komentar: