Sudah diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan pertanian di kalangan akademisi dan mahasiswa malah dimanfaatkan untuk politik praktis...

Menolak Arogansi Prabowo Subiyanto

undangan gerindra untuk masyarakat kab. bogor

Sudah diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan pertanian di kalangan akademisi dan mahasiswa malah dimanfaatkan untuk politik praktis. Barangkali hal itulah yang dilakukan oleh salah satu ‘Calon Presiden RI’, Prabowo Subianto.

Prabowo diundang oleh Direktorat Kajian Strategi Politik Pertanian IPB untuk menyampaikan gagasan pertanian yang berkelanjutan dan menyejahterakan hari Jum’at, 28 Feberuari 2014. Acara tersebut rencananya diselenggarakan di Audit Andi Hakim Nasution mulai pukul 13.00 WIB. Ini berkaitan dengan misi pengarusutamaan pertanian. Jadi sebenarnya mahasiswa mengharapkan ada gagasan yang akan disampaikan oleh beliau murni sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Artinya kehadiran beliau seharusnya tidak dicampuradukkan dengan kepentingan politik.

Anehnya di grup facebook Partai Gerindra ada undangan terbuka yang ditujukan kepada masyarakat Kabupaten Bogor untuk menghadiri acara yang diselenggarakan IPB tersebut dan ada pengkhususan untuk para kader dan pendukung Partai Gerindra agar tidak memakai atribut. Secara implisit ini upaya untuk menggerakkan massa partai. Ini isyarat adanya upaya memanfaatkan forum ilmiah untuk konsolidasi massa partai. Ini adalah penodaan terhadap kehormatan institusi.

Gagasan yang akan disampaikan Prabowo tentunya harus ditujukan kepada civitas akademika IPB sebagai masyarakat ilmiah. Bukan untuk memobilisasi massa sebagai kekuatan pergerakan partai di kampus yang katanya harus netral dari politik praktis, apalagi dilakukan secara terbuka.

Mungkin pihak rektorat masih menggunakan bahasa santun, menganggap Prabowo adalah tamu undangan yang harus dihormati. Tapi bagi mahasiswa, kesalahan adalah kesalahan. Tipu daya adalah tipu daya. Tidak ada kata kompromi terhadap kekejian praktek politik yang kotor. Jadi harus ada kecaman terhadap kekeliruan yang disengaja.

Aksi berupa demonstrasi intelek, santun, dan damai bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengekspresikan kecaman. Propaganda dan pencerdasan isu ini lewat media sosial juga bisa kita lakukan. Sampai menegur langsung di forum pun bisa kita lakukan. Jadi, semua upaya yang bisa dipertanggungjawabkan bisa kita lakukan. Yang penting bagi kita adalah ruh perlawanan terhadap praktek politik yang kotor harus selalu ada.

Prabowo adalah salah satu tokoh bangsa kita. Akan tetapi ia tidak punya hak sedikitpun untuk menghegemoni kita, apalagi dengan cara menodai institusi ilmiah. Jika demikian, praktek politik seperti itu adalah arogansi. Dan kita dengan tegas menolak arogansi!

1 komentar:

  1. Mungkin lebih baik kalau yang ditulis itu postingan setelah aksi, bagaimana tanggapan beliau dan bagaimana massa aksi menyikapinya,. Biar isi tulisannya nggak penuh dengan tuduhan-tuduhan,.

    Salama Berani Beda, tetep semangat pak,.

    BalasHapus